Hasil Pemilu Bukan Dari Quick Count - INDONESIAINSIDE.ID

Oleh: Ahmad ZR |
Indonesiainside.id, Jakarta — Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) 2019 telah usai meskipun menyisakan banyak persoalan. Juru Bicara BPN Pipin Sopian menyatakan bahwa puncak penyelenggaraan pemilu bukan terletak pada hasil quick count, melainkan real count. Karenanya jika pemilu dianggap selesai, maka pemilu di periode berikutnya adalah pemilu dengan metode quick count.
“Ke depan tidak perlu melakukan pemilu di 800 ribu lebih titik, cukup dua ribu saja kalau begitu. Tetapi ini ironi dan sebuah anomali,” ujar dia dalam diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4).
Pasalnya, menurut Pipin, quick count yang ditayangkan sebelum rekapitulasi selesai akan berdampak pada dua hal. Pertama, demoralisasi bagi para saksi dan relawan yang fokus pada penghitungan di TPS. Kedua, upaya menciptakan kemenangan semu dan menggiring opini publik untuk percaya pada hasil quick count.
“Karenanya, saya mengimbau kepada saksi partai politik dan saksi Prabowo-Sandi untuk tidak pantang menyerah, meskipun di beberapa lembaga survei menyatakan 01 unggul berdasar hitung cepat,” katanya.
Sebab, data BPN menunjukkan paslon nomor urut 02 memiliki data real count dari seluruh daerah dengan perolehan kemenangan sebesar 62 persen. Terlebih, Prabowo Subianto telah melakukan deklarasi kemenangan sebanyak tiga
kali.
“Prabowo memiliki tim khusus untuk menghitung C1 yang dikumpulkan para saksi dari berbagai daerah,” ujar dia.
Pada kesempatan sama, Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Masinton Pasaribu mengklaim pelaksanan pemilu berjalan dengan baik dari pemilu-pemilu sebelumnya, kendati banyak hal yang harus di evaluasi seperti hak pilih warga negara Indonesia di luar negeri.
“Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi masyarakat dengan datang ke TPS baik pendukung 01 maupun 02. Termasuk untuk media, TNI dan Polri yang membantu terselenggaranya pemilu 2019,” kata Masinton.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemilu bukan tujuan bernegara, pemilu adalah sarana memberikan mandat kepada pemimpin yang berdasarkan pilihan rakyat. Karena itu, pemilu harus dilaksanakan secara luber jurdil (langsung, bersih, jujur, dan adil).
“Maka, siapapun pilihan rakyat harus kita hormati. Termasuk pilihan presiden rakyat untuk periode 2019-2024,” ujar dia.
Sedangkan, jika ada pihak yang merasa keberatan dengan hasil penetapan terakhir oleh KPU, Undang-Undang telah mengatur seluruh proses tahapan pemilu mulai dari pendaftaran pemilih, rekapitulasi hingga adanya sengketa hasil pemilu. Jalur hukum dan konstitusi dapat ditempuh bagi masyarakat atau kontestan yang merasa keberatan.
“Di luar itu, seperti ingin people power berarti menentang kehendak rakyat,” jelasnya.
Mengenai quick count, Masinton meminta para kandidat baik 01 maupun 02 untuk tidak langsung reaktif jika hasil quick count berbeda dengan data real count yang dimiliki pihaknya. Sebab, rekapitulasi hasil secara nasional berada di KPU.
“Quick count hanya sebagai alat bantu ke masyarakat agar tidak ada tafsir yang berbeda. Jadi tidak perlu reaktif. Santai sajalah,” ungkapnya.(EPJ)
http://bit.ly/2GirmMQ from De Blog Have Fun http://bit.ly/2UNxKFWPosted By : LumpaCom - Informasi Tiada Henti
0 Response to "Hasil Pemilu Bukan Dari Quick Count - INDONESIAINSIDE.ID"
Posting Komentar